Ini adalah postingan saya di awal tahun 2020, dan di awal dekade ini. alhamdulillah umur blog ini sudah satu dekade tapi kurang dimanfaatkan dengan maksimal dan optimal. hehehe.
Hari ini sudah memasuki bulan ke 3 saya resign dari pekerjaan. Saya resign akhir oktober 2019. Ekspektasi saya ketika mau resign akan segera dapat pekerjaan setidaknya dalam waktu 2 bulan, karena pengalaman saya lulus hingga mendapat pekerjaan memakan waktu 1 bulan lebih. Ini adalah kedua kalinya saya resign dari pekerjaan. Mengenai pengalaman dari lulus hingga memperoleh pekerjaan telah saya ceritakan di sini.
Hari ini sudah memasuki bulan ke 3 saya resign dari pekerjaan. Saya resign akhir oktober 2019. Ekspektasi saya ketika mau resign akan segera dapat pekerjaan setidaknya dalam waktu 2 bulan, karena pengalaman saya lulus hingga mendapat pekerjaan memakan waktu 1 bulan lebih. Ini adalah kedua kalinya saya resign dari pekerjaan. Mengenai pengalaman dari lulus hingga memperoleh pekerjaan telah saya ceritakan di sini.
Saat lulus kuliah, setidaknya
saya mengikuti 5 kali interview hingga
saya mendapat kerjaan pertama. Lalu saya resign bulan juni 2018, kemudian ikut
2 kali interview dan langsung dapat kerja. Untuk resign terakhir ini saya sudah
4 kali interview. Saya kira dengan
resign saat menjelang akhir tahun bakal semakin mudah memperoleh pekerjaan
karena lowongan yg tersedia lumayan banyak.
Gimana rasanya Cuma di rumah
selama 2 bulan lebih? Pastinya bosan
sangat, ga jelas, nungguin panggilan yang entah kapan. Tiap hari masukin
lamaran baik itu lewat jobstreet sampai info dari sosial media.
Alhamdulillahnya saya masih punya tabungan yang cukup untuk membeli kebutuhan
seperti pulsa, paket kuota, dan alhamdulillah orang tua tidak menuntut untuk
segera dapat pekerjaan, meskipun ketika tahu saya resign mereka sempat
memarahiku karena dianggap mudah bosan dengan pekerjaan, ya wajar saja mereka
bilang begitu karena saya sudah 2 kali resign, hehehe.
Umur saya saat ini 25 tahun, umur
yg sudah dibilang tidak kecil lagi tapi kalau dibilang tua juga gak sih.
Wkwkwk. Berbicara mengenai alasan saya resign dari pekerjaan, saya akan
menjelaskan kenapa saya resign di pekerjaan pertama. Saya resign dari kerjaan
pertama karena saya merasa kurang mampu dengan jobdesk yang saya kerjakan. Saya
lulusan S1 peternakan, bekerja sebagai teknikal support alat ukur dan uji, yg
mana alat tersebut mencakup berbagai bidang seperti bidang pertanian, pengujian
lab fisika dan kimia, bidang kontruksi, mesin, listrik, dsb. Saya bekerja di
perusahaan distributor alat ukur dan uji. Sebenarnya saya menyukai bekerja disini
karena lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan. Tapi ketidaksanggupan
saya dalam mempelajari semua bentuk alat ukur uji tersebut ditambah saya harus
melayani konsumen yg mengeluhkan penggunaan alat yg kadang saya juga tidak
memahami bagaimana persisnya dalam memakai alat tersebut membuat saya
membulatkan tekat untuk resign dari pekerjaan tersebut.
Saya menyukai sistem dan
manajemen di perusaaan tersebut, meskipun masih berskala kecil dari jumlah
karyawannya, tapi sudah mulai menerapkan sistem ISO dalam manajemen kantor. Jam
kerja yang tertib, fasilitas yang lengkap, sistem IT support yang bagus, ada tunjangan
BPJS juga membuat kantor tersebut menjadi kantor idaman sejauh saya mengenal
dunia kerja. Ketika saya mengajukan resign, sempat dibujuk untuk bertahan karena masih ingin
saya bekerja disitu, saya merasa sedih, tapi keinginan untuk keluar masih lebih
besar karena kurang sreg dengan pekerjaan. akhirnya saya keluar sebulan setelah
pengajuan resign dan mendapat surat pengalaman kerja.
Saya bekerja di tempat kedua
yaitu di perusahaan kemitraan ayam broiler, well dari bidangnya saja sudah
sesuai dengan background pendidikan saya. Saya bekerja sebagai admin logistik pakan. Saya ditempatkan di Kudus, cukup jauh dari rumah saya. Saya menikmati
pekerjaan tersebut hingga 1 tahun 4 bulan lamanya. Lalu apa yang membuat saya
resign? Yah namanya tempat kerja tidak ada yang sempurna. Saya masuk di kantor
tersebut tidak dengan perjanjian kerja apapun, baik ketika training, atau sudah
lepas training, tetapi ijazah saya ditahan selama saya bekerja masih diangap sebagai karyawan
kontrak. Sistem disana karyawan masih dianggap kontrak selama 3 tahun, saya berpikir
itu lama banget. 3 tahun baru dianggap tetap. Yang saya tidak terima adalah
kenapa ijazah harus ditahan padahal tidak ada surat perjanjian apapun yang saya
tanda tangani, yang saya sepakati. Bukankah itu namanya pemaksaan. Toh selama
disitu saya benar benar niat kerja, tidak ada keinginan untuk mencari kerja
lain. Apa memang sistem kerja disini cuma yang penting anda kerja lalu digaji, udah.
Kemudian kita baru bisa cuti setelah satu
tahun kerja. Dan cuti hanya bisa sekali dalam sebulan. Dan di kantor ini ada yang
namanya piket bergilir tiap hari minggu. Jadi dalam sebulan kamu bakal
kejatahan 1 kali piket. Pikirkan kalau jatah libur dalam sebulan tanpa libur
nasional yaitu 4 kali, lalu ada cuti 1 kali, kemudian ada piket minggu 1 kali.
Kan sama aja kita tetep libur Cuma 4 kali sebulan. Terus gunanya cuti buat apa,
buat nambal jatah hari minggu kita yang kepake? Termasuk curang tidak sih?
Hahaha.
Awalnya yaudahlah saya ikuti
sistemnya bagaimana, lama lama juga terbiasa. Tapi yang kadang bikin gedek,
dongkol, ketika sebenernya kita ada acara dan butuh ijin atau cuti, kita tidak
bisa seenak mau nentuin cuti kapan, karena kebanyakan orang cuti hari sabtu
atau senin, otomatis saya harus mengikuti jadwal mereka yang mau cuti, setahu saya 2 admin ga boleh cuti dalam sehari. Saya selalu ingin cuti hari sabtu, tetapi karena hari sabtu selalu
ada stok opname, saya disarankan cuti atau ijin senin, dan pengajuan ijin atau
cuti harus sampai atasannya atasan. Mungkin kalau dipikir-pikir alasan ini
sepele banget, remeh banget, hanya saja saya merasa kurang bebas dengan aturan
ini. Mana kerjanya di Kudus, sampai rumah butuh waktu 4-5 jam. Saya masih bisa
mentolerir masalah kerjaan dimana kita harus bisa sewaktu waktu dihubungi, mau
itu pas libur hari minggu atau pas cuti, jam 05 pagi, atau jam 12 malam
mengenai masalah pengiriman barang. It's okey karena resiko pekerjaan. But,
sistem atau manajemen kantor yang saya rasa menyebalkan lah yang membuat saya
berkeinginan untuk resign. Kadang banyak permasalahan sepele yang bisa
diselesaikan secara sederhana, nyatanya harus pakai drama dahulu. Permasalahan
dengan akunting pusat lah dengan sesama rekan kerja lah, yang membuat
lingkungan terasa tidak nyaman. Terlalu banyak problem di pabrik lah, di
ekspedisi lah, di peternak lah, ditambah banyak mau ini itu, tuntutan yang ga
jelas yang sebenarnya bukan ranah kerjaan saya, semakin membuat saya ingin
segera keluar.
Saya mengajukan resign seminggu
sebelum akhir bulan oktober dan langsung disetujui, dengan alasan ingin mencari
pengalaman lain dan berencana ikut CPNS, karena bertepatan dengan pendaftaran
CPNS 2019. Saya pun keluar dengan perasaan yang entah apakah ini benar atau
salah. Saya keluar tanpa diberi surat pengalaman kerja, saya sudah menduga ini
karena banyak orang yang sudah keluar menyatakan memang tidak diberi. Lalu saya meminta
untuk dibuatkan surat pengalaman kerja, dan sampai saat ini hingga saya membuat tulisan
ini, masih belum keluar. Entah lah apa
memang dibuatkan atau tidak, masuk kerja saja tidak tanda tangan perjanjian
kerja.
Akhir cerita, semoga pengalaman
saya ini bisa jadi pelajaran untuk para pembaca. Untuk lebih memikirkan dan
mempertimbangkan dalam memilih pekerjaan dan ketika hendak keluar dari
pekerjaan, memang tidak ada tempat kerja yang sempurna. Prinsip saya adalah
kemauan untuk belajar, menambah pengalaman-pengalaman baru, dan bekerja sesuai
dengan keinginan dan kemampuan. Saya bisa bertahan lebih lama pada pekerjaan
kedua karena saya menyukai, menikmati tugas dan tanggung jawabnya. Meski harus
menahan batin menghadapi lingkungan yang aduhai.
Tetap semangat dalam mencari
pekerjaan. !!!
Komentar
hari-hari-hari-hotel-casino-online-casinos-in-us · blackjack (blackjack) https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ · roulette หาเงินออนไลน์ (no Blackjack Video 1xbet app Poker · Video Poker 바카라 사이트 · Video Poker herzamanindir · Video poker